Nari di Acara Lari


Saat gue menulis edisi gabung di Komunitas Lentera Mengajar di awal tahun ini, sepintas gue berpikir bahwa tahun ini enggak akan begitu sibuk. Tapi, mengingat ambisi gue yang sudah diutarakan pada edisi Experiencing Ratoh Jaroe tahun lalu, enggak akan membuat gue kapok buat mengikuti kegiatan lain.

'Kan mau jadi aktivis kampus. Hehe.

Selain mengisi beberapa bulan waktu luang buat persiapan kedua kalinya mengikuti lomba tari dan urusan kepanitiaan kampus, gue ditawari menari di acara lari maraton. Masih bagian dari salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh mahasiswa dan kampus juga. Ceritanya sekalian membuat branding bahwa ada kampus baru di pesisir sana.

Karena ini pertama kalinya diadakan acara skala nasional, jadi, segala persiapan pun harus dipikir secara matang. Begitu juga persiapan untuk gue dan para penari lain yang siap mengisi sambutan. Lumayan banget bisa dapat kesempatan diajar sama pelatih tari profesional dari kampus pusat. Gue jadi merasa ikut dalam kegiatan mahasiswa beneran.

Yang bikin menarik di pengalaman satu ini adalah gue dan yang lain cuma dapat kesempatan latihan selama 3 hari! Itu juga enggak full 3 hari terus-terusan latihan, paling cuma 2-3 jam aja menyesuaikan jadwal yang ada. Kalau gue pribadi, sih, enggak terlalu masalah karena memang sudah punya banyak jam terbang. Tapi, enggak begitu buat yang lainnya. Bisa dibilang ini pengalaman pertama beberapa di antara mereka.

Awalnya gue cukup gugup karena fakta itu. Seenggaknya minimal ada waktu satu minggu supaya enggak ada gerakan yang lupa-lupa nantinya. But, at least, we made it. Cukup kaget karena gue sendiri agak sedikit pesimis sama persiapan yang minim sebelumnya. "The power of kepepet." kalau kata Teh Evi. Haha, enggak salah juga, sih. Sudah bisa tampil maksimal dengan persiapan yang sangat minimal aja sudah syukur.

Komentar