KKN Thang


Sejujurnya gue enggak mau terlihat lebay, tapi gue benar-benar enggak bisa berlebihan kalau menceritakan kisah satu ini. Salah satu kisah yang sangat memorable selama gue menempuh perkuliahan. Kalau di masa depan ada yang menanya bagaimana kehidupan perkuliahan gue sebelumnya, mungkin pikiran gue langsung melayang ke kisah satu ini. Enggak perlu jauh-jauh, deh, baru beberapa minggu setelah kegiatan ini aja, gue masih betah dan enggak bosan buat terus membahasnya.

Setelah menempuh kesibukan yang enggak ada habisnya di sepanjang tahun lalu, yang gue butuhkan setelahnya cuma liburan panjang yang diisi penuh dengan rebahan atau sesekali refreshing. Seenggaknya gue cuma perlu me-refresh isi pikiran gue sebelum harus diisi lagi dengan sesuatunya di semester berikutnya. Kalau bisa, rasanya gue pengen setting ulang muatan yang ada di otak gue dengan enggak terlalu mikirin hal-hal lain selain diri gue sendiri.

Seminggu pertama liburan, masih oke-oke aja tanpa ada gangguan yang berarti. Palingan gue cuma sesekali ketemu dengan beberapa teman gue di sini. Belum genap menuju dua minggu, tiba-tiba ada informasi dari kampus yang benar-benar membuat gue rasanya pengen gulung seisi dunia saat itu. Informasinya berisi tentang kegiatan KKN atau Kuliah Kerja Nyata yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa di angkatan gue.

Katanya, sih, pantas aja dadakan karena kegiatan KKN yang harus gue jalani kali ini adalah salah satu program dari pemerintah dan enggak semua kampus di Indonesia mendapatkannya. Tapi, kenyataan itu tetap enggak membuat gue buat berhenti marah dan misuh-misuh. Ya, siapa juga, sih, yang senang kalau liburan panjangnya diganggu. Apalagi informasinya yang dadakan kayak tahu bulat ini. Walaupun memang ada opsi bisa di-pending ke semester berikutnya, tapi tetap aja, gue dan yang lainnya enggak bisa pilih opsi itu.

Setelah menjalani sisa liburan yang cuma beberapa hari setelah dapat informasi menyebalkan itu, gue lantas langsung pergi ke kampus dengan masih membawa setengah hati. Bahkan sebelum kegiatan ini dimulai, gue sudah membayangkan kegiatan yang paling hanya dua minggu aja, lalu gue bisa balik liburan lagi. Ternyata bayangan dua minggu gue itu berubah menjadi kenyataan yang harus gue jalani selama kurang lebih dua bulan. Yang tadinya gue enggak berpikir kalau kegiatan ini bakal seru karena gue menjalaninya setengah hati, nyatanya segala memori yang gue jalani itu bisa membuat senyum dan tawa setiap kali gue mengingatnya.

୨୧


Agenda pertama gue setelah pembagian tim dan penjelasan tugas-tugas selama KKN adalah cari posko buat menginap dan kenalan dengan beberapa warga sekitar. Perjalanan menuju akhir masih sangat jauh, tapi gue dan teman-teman posko gue langsung menyusun rencana buat beberapa minggu ke depan supaya kalau ada waktu yang tersisa, bisa dibuat jalan-jalan. Hehe.

Kebetulan posko yang gue tempati ini terletak di dusun paling jauh dari dusun lainnya dalam satu desa tempat gue melakukan kegiatan ini. Bisa dibilang, dusun ini sangat terpelosok jika dibandingkan dengan dusun lain. Perjalanan masuk menuju dusunnya harus melewati hutan yang lebat, sawah yang luas, dan juga jalanan yang naik turun seperti di bukit.

Jadi, sudah pasti jika ingin menginap di posko, seenggaknya minimal harus diisi dengan dua kelompok. Mengingat perjalanannya yang jauh dan juga wilayah yang bisa dibilang hampir berdekatan dengan kata mistis. Hiiiii.

Tahun lalu itu sempat ramai jadi perbincangan di Twitter tentang pengalaman KKN mahasiswa di Desa Penari. Saat menjalani KKN kali ini, sih, gue memang berharap ada kejadian yang seru dan menyenangkan. Tapi, enggak berarti harus kejadian mistis kayak cerita KKN di Desa Penari itu. Ya, walaupun terbilang enggak se-ekstrem cerita itu, masih bisa gue jadikan cerita ke orang-orang yang penasaran.

Mulai dari cerita salah satu teman gue yang 'dijaili' saat melintasi hutan sendirian malam-malam, sempat diajak oleh kepala dusun untuk melihat ritual saat bulan purnama, menemukan salah satu tempat keramat di dusun, sampai cerita tentang enggak sengaja menyingkap kasus sengketa. Pokoknya selain pekerjaan sehari-hari gue yang melelahkan, banyak juga cerita di balik setiap langkah yang gue dan teman-teman gue lalui.

Ya, intinya begitu aja. Kali ini gue berdalih bukan karena enggak pengen menulis cerita ini secara detail. Tapi, kisah satu ini benar-benar enggak bisa gue tuangkan segalanya dalam bentuk kata-kata. Pengennya, sih, kalau ada yang tanya, ya gue ajak ngobrol aja langsung. Seenggaknya lebih hemat waktu buat ngomong daripada menuangkan semuanya dalam tulisan. (Leave a trace if you wanted to know more about this story!) (Geer)

Setiap hari yang gue jalani saat itu memang terasa sama aja, tapi tetap masih ada kejadian-kejadian luar biasa yang ngebuat hari-harinya menjadi berbeda. Bahkan yang tadinya gue pengen cepat-cepat menyelesaikan kegiatan ini, nyatanya hampir dua bulan yang gue lalui enggak terasa lewat begitu aja.

Seenggaknya bisa pamer juga ke kakak tingkat yang katanya kegiatan KKN-nya kurang seru dan juga ke adik tingkat yang belum pernah merasakan KKN. HAHAHAHA.



Komentar