Nyambut Adik Tingkat


Nari lagi, nari lagi, nari lagi. Enggak tahu, deh, edisi cerita nari ini bakal ada berapa kali lagi. Gue, sih, enggak bosan. Enggak tahu kalau kalian sebagai pembaca. Cuma kadang gue bingung aja harus tulis apa lagi. Karena prosesnya kurang lebih sama; latihan, latihan, dan latihan. Yang membedakan paling cuma penari dan di acara apa gue nari. Ya, 'kan?

Kalau biasanya persiapan sebelum pentas harus cari-cari waktu luang di sela-sela jadwal kuliah, kali ini beda. Harus motong waktu liburan semesteran! Sedih, sih. Sejujurnya gue lebih rela kalau gue kecapekan kurang tidur karena waktunya diambil buat latihan daripada harus motong waktu rebahan selama liburan semester.

Tapi, enggak apa-apa, mau gimana lagi. Anggota yang sedia diganggu liburannya cuma bisa dihitung jari. Sebenarnya banyak, tapi mereka sudah ada pekerjaan lain. Kali ini acaranya nyambut mahasiswa baru. Jadi, maklum, massa dibalik kesuksesan kegiatan satu ini memang harus banyak dan kompeten.

Sebetulnya ini pengalaman pertama gue ambil alih bikin semua konsep tari. 'Kan sebelumnya dibantu sedikit-sedikit sama yang lain. Jiwa-jiwa perfeksionis gue lumayan bergejolak, karena entah kenapa gue merasa kali ini kayak mau diuji. Gimana enggak, kali ini tampil di depan orang-orang dalam kampus, yang mana biasanya tampil di depan orang-orang yang ingat wajahnya aja enggak.


Jadi, ya, pokoknya gitu, deh. Semuanya berjalan lancar dan alhamdulillah dapat pujian dari banyak orang. Karena kali ini anggotanya lebih sedikit, tapi gerakan dan konsep tarinya lebih rumit, latihannya agak lumayan gue gembleng. Kalau enggak gitu, kami enggak akan bisa tampil maksimal, apalagi mendapat pujian juga.

Untungnya, masing-masing dari kami sudah hafal watak satu sama lain. Jadi, enggak ada yang bakal baper. Kalau ada, gue bisa-bisa lebih pusing lagi harus cari ganti anggota lain ke mana. Wkwkwk.

Tapi, ada satu insiden yang bikin gue agak kepikiran juga, sih. Salah satu penari gue ada yang pingsan setelah pentas. Masih bisa bilang untung karena dia pingsannya setelah turun panggung. Saat itu gue takut dan panik, mungkin aja dia bisa pingsan karena kecapekan latihan bareng gue.. Walaupun sudah dikonfirmasi langsung kalau dia memang sering pingsan begitu..

Intinya, overall, semua berjalan kayak apa yang gue pikirin. Latihannya lancar, pentasnya juga lancar. Hehe.

Narsis dikit, ya! Bonus foto gue nerima penghargaan yang dikasih setelah gue pentas. Hadiah terbaik tahun ini!



Komentar