Ajari Personal Hygiene pada Anak


Sengatan matahari pada waktu menuju tengah hari memang cukup bisa menembus jendela-jendela ruangan kelas yang saat itu cukup dingin karena AC. Waktu belum menunjukkan makan siang, tapi para mahasiswa sudah banyak menguap entah karena materi pembelajaran yang membosankan atau memang sudah mulai lelah mengikuti pelajaran.

Saat itu dosen kami mungkin menyadari kondisi kelas kami setelah beberapa kali mendapati beberapa mahasiswanya melantur setiap kali ia ajukan pertanyaan. Beliau enggak marah, melainkan justru putar otak supaya kami masih punya semangat untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran.

Akhirnya, tanpa persiapan dan hanya bermodalkan ingatan pada materi pembelajaran sebelumnya, kami langsung digiring menuju salah satu sekolah dasar untuk melakukan penyuluhan kecil-kecilan.

Untungnya, tema yang akan kami lakukan saat itu masih terbilang cukup mudah. Paling yang susah hanya bagian menertibkan anak-anak dan cara agar ilmu yang kami sampaikan bisa diterima dengan baik.

Menurut Potter & Perry (2005), kebersihan adalah suatu tindakan untuk memelihara kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri adalah kondisi di mana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Berdasarkan hal itu, menjaga kebersihan termasuk sesuatu yang penting bagi tiap orang, terutama pada anak-anak. Terkadang bisa dijumpai dari lingkungan sekitar bahwa anak-anak masih belum bisa melakukan kebersihan dirinya sendiri atau tidak mendapat pembelajaran yang cukup dari orang tuanya. Maka dari itu, mengajarkan kebersihan diri atau personal hygiene cukup penting dilakukan sejak usia dini agar menanamkan kebiasaan diri.


Hal yang kami sosialisasikan saat itu berfokus pada penjagaan kebersihan diri secara umum yang meliputi, pentingnya rutin cuci tangan, pentingnya menjaga kebersihan gigi, dan bagaimana etika bersin atau batuk yang benar.

Mengajari anak-anak memang enggak terlalu mudah, tapi kami mencoba mengemas pembelajaran kali ini dengan seru yang enggak cuma teoritikal, melainkan praktikal supaya anak-anak lebih mudah mempelajari dan mengikuti apa yang sudah mereka lihat dan latih sebelumnya. Enggak lupa juga untuk membuat hafalan dalam bentuk nyanyian agar mudah dicerna dan diulang-ulang setiap melakukan kegiatannya.

Komentar