Main ke Posyandu dan Ajari Edukasi Seks pada Anak


Tulisan ini bukan lanjutan dari tulisan gue tentang mengajarkan personal hygiene atau kebersihan diri pada anak-anak sebelumnya. Cuma memang kebetulan di semester awal-awal ini justru lebih banyak bersinggungan dengan anak-anak. Dan bisa dibilang juga kalau anak-anak ini memang mudah untuk dijadikan sasaran penyuluhan.

Di semester kali ini gue memasuki semester di mana ada mata kuliah tentang anak. Jadi, yang dibahas dari A-Z itu semua tentang anak. Dari mulai neonatus atau bayi baru lahir, bayi, sampai anak-anak. Jadi, saat dirasa para mahasiswa siap untuk memulai praktik lapangan, dosen akhirnya memberikan arahan untuk mengunjungi posyandu terdekat dan mengamati bayi-bayi yang ada di sana.

Kalau gue pribadi senang karena bisa ketemu bayi dan anak-anak kecil yang lucu dengan tingkahnya yang masih polos. Kebetulan bisa sedikit tanya-tanya pada Bu Bidannya terkait hal atau masalah-masalah yang biasa terjadi pada anak-anak yang datang. Untung bidannya enggak ada yang jutek, justru open dengan kami mahasiswa baru yang banyak ingin tahu.

Setelah sedikit main-main dengan para bayi, gue dan yang lainnya langsung menuju ke tempat selanjutnya untuk mengadakan penyuluhan kecil-kecilan mengenai edukasi seks pada anak-anak TK terdekat.

Anak-anak memang perlu diajari banyak hal sedari dini, terutama pada usia golden age, fase di mana anak perlu perhatian lebih untuk menentukan tumbuh kembangnya. Bukan cuma kebersihan diri aja, tapi memang banyak hal lain yang harus diajarkan, terutama edukasi seks untuk membantu menghindarkan anak-anak tersebut dari hal-hal buruk.

Kali ini, gue dan beberapa teman gue bertugas untuk memberikan edukasi tersebut. Secara teori sangat mudah, tapi cara penyampaiannya yang bisa dibilang sulit. Intinya, kami hanya mengajarkan tentang bagian-bagian tubuh mana aja yang harus mulai dikenali oleh anak-anak yang kemudian agar bisa dibedakan menjadi bagian yang sensitif.

Enggak lupa juga disajikan dalam bentuk lagu-lagu yang menarik dan mudah dihafal, lalu menggunakan sistem reward di mana beberapa anak yang bisa mengulang atau menjabarkan apa yang sudah dipelajarinya, akan mendapatkan hadiah. Cara ini memang menjadi cara jitu agar anak-anak semangat belajar dan bisa fokus dalam pembelajaran.

Semoga sesuatu yang sudah kami berikan kepada anak-anak sekitar bisa bermanfaat dan selalu diingat. Agar generasi selanjutnya bisa menjadi generasi yang baik serta berkualitas.

Komentar