Ngojay


Ternyata edisi simulasi menjadi bolang beberapa waktu lalu masih berlanjut walau harus menunggu lebih dari satu tahun lamanya. Maklum, lah, sudah gue sebut juga sebelumnya kalau agenda jalan-jalan bersama ini enggak bisa terjadwal, kecuali kalau memang kebetulan hijrah ke luar kota karena keperluan kuliah. Itu juga enggak bisa dibilang jalan-jalan karena memang tujuannya bukan ke sana.

Bolang kali ini masih pergi menjarah wilayah yang bisa dibilang masih asri belum terjamah oleh banyak orang. Bukan tempat wisata umum juga karena letaknya yang benar-benar harus menelusuri jalan lumpur dan hutan dengan rerumputan yang lebat.

Karena sudah punya pengalaman di perjalanan sebelumnya, kami enggak begitu kaget dengan jarak yang begitu jauh dan jalanan yang sulit ditempuh. Malahan masih bisa foto-foto dulu supaya terlihat kalau kami benar-benar sedang menjadi bolang.


Perjalanan awal kami saat itu cuma bermodalkan kata-kata dari salah satu teman gue yang bilang kalau tempat ini enggak seperti tempat-tempat lainnya yang ada di Pangandaran. Tempatnya cukup jauh dan karena itulah kondisinya masih fragile dengan keindahan alam yang ada.

"'Pokoknya yang mau renang ala bidadari di tempat yang asri, ayo ikut sekarang!" begitulah kira-kira ucapan branding teman gue supaya teman-teman lain bisa ikut dan merasakan momen ini bersama.

Entah gue yang memang jarang menjelajahi wisata alam, tapi memang tempat yang gue datangi kali ini sukses membuat gue menganga dan memutuskan mengambil waktu sejenak saat tiba sebelum nyebur ke kolam yang jernih di depan mata.

Tanpa harus berlama-lama berdiam diri karena sudah kepanasan akibat perjalanan yang menguras tenaga, gue langsung ikut bergabung dengan teman-teman gue yang sudah lebih dulu membasahi dirinya.

Kalau biasanya gue berenang di air kolam yang penuh kaporit, kali ini gue bahkan enggak ragu buat membasuh wajah gue dengan air jernih itu. Segar dan dingin, tapi enggak membuat menggigil karena cuacanya yang juga hangat, membuat gue betah hanya sekadar untuk berdiam diri di dalam air.

Beberapa teman gue memilih berenang santai seperti enggak punya beban, beberapanya yang lain cuma duduk di pinggiran sekadar membasuh kaki karena katanya malas kalau harus ganti, dan beberapanya cuma duduk santai sambil mengabadikan momen supaya enggak gampang dilupai.

Setelah hampir lupa waktu untuk pulang ke asalnya, ditambah harus melewati perjalanan yang menguras tenaga, makan bersama adalah salah satu pengobat yang enggak boleh dilewati. Edisi bolang kali ini ditutup dengan ngeliwet bersama sambil berbincang ke sana ke mari dengan topik pembicaraan yang enggak ada habisnya. Pokoknya, gue enggak akan kecewa dengan skenario hidup gue kalau harus sesekali diisi dengan jalan-jalan bersama mereka.


Komentar